Hambatan Belajar Pada Anak

Beberapa penelitian yang dilakukan pada siswa Sekolah Dasar dan Menengah dari
beberapa Negara bagian di USA, menunjukkan sekitar 9 % dari seluruh siswa tersebut
diidentifikasi mengalami hambatan perkembangan belajar. Di Indonesia kasus ini jumlahnya
lebih banyak, yaitu sekitar 10 – 15 % dari seluruh siswa SD dan SMP (Depdiknas, Badan
Penelitian dan Pengembangan, 2003). Pada waktu itu, hambatan perkembangan belajar
masih kurang dipahami dan banyak diperdebatkan, karena dianggap sebagai kondisi
ketidakmampuan fisik dan lingkungan yang mempengaruhi siswa.

Hambatan perkembangan belajar bukan suatu hambatan tunggal, tetapi merupakan
kategori umum dari pendidikan khusus yang terdiri dari hambatan dalam beberapa dari tujuh
bidang khusus ini, yaitu:

1. bahasa reseptif (memaknai apa yang didengar)
2. bahasa ekspresif (bicara)
3. keterampilan dasar membaca
4. memahami bacaan
5. ekspresi tulisan
6. hitungan matematik
7. berpikir matematik.


Bentuk lainnya dari hambatan ini yang sering terjadi antara lain kurangnya keterampilan
sosial dan gangguan emosi atau perilaku seperti hambatan pemusatan perhatian
(ADD/Attention Deficit Disorder). Hambatan perkembangan belajar tidak sama dengan
ketidakmampuan membaca atau disleksia meskipun ini sering disalah artikan seperti itu.
Tetapi apabila kita kaji lebih jauh, sebenarnya sangat banyak informasi yang ada berkenaan
dengan hambatan perkembangan belajar tersebut, berhubungan dengan kesulitan membaca,
dan banyak anak-anak dengan kesulitan belajar yang kekurangan utamanya dalam
membaca.




Suatu bagian yang penting dari definisi hambatan perkembangan belajar menurut the
IDEA (the Individuals with Disabilities Education Act) adalah bukan termasuk atau tidak dapat
dihubungkan terutama dengan tunagrahita (Mentally Retarded), gangguan emosi dan perilaku
(tunalaras), perbedaan budaya, atau kondisi lingkungan atau ekonomi yang tidak
menguntungkan. Dalam hal ini, konsep hambatan perkembangan belajar itu fokus pada
ketidaksesuaian antara prestasi akademik seorang anak dengan kemampuan dia yang
kelihatan dan aktivitasnya dalam belajar. Diperjelas oleh hasil penelitian Zigmond (2003: 72),
bahwa “hambatan ini merupakan refleksi masalah belajar yang tidak terduga dalam suatu
kemampuan anak yang nampak.”

Jadi masalah yang berhubungan dengan hambatan perkembangan belajar pada
umumnya meliputi validitas yang diperkirakan akan terjadi, kesulitan dalam identifikasi dan
pembelajaran pada anak hambatan perkembangan belajar, melakukan identifikasi, klasifikasi,
pelaksanaan intervensi dan membedakan jenis-jenis hambatan belajar (seperti: hambatan
membaca, menulis, dan matematik) yang berhubungan dengan masalah hambatan atensi
(pemusatan perhatian) dan keterampilan sosial. Dengan kondisi seperti ini, maka implikasinya
bagi persiapan guru dan kebijakan sekolah dalam melayani anak-anak tersebut menjadi tidak
optimal.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Hambatan Belajar Pada Anak"

Posting Komentar