4 tipe Gangguan Bahasa
American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptifekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti
perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan
dalam mengingat katakata
atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam
pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.
Gangguan menjadi jelas pada kirakira
usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata
dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan
keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan
artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga
ikut mendukung diagnosis.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresifreseptif,
selain ditemukan gejalagejala
gangguan
bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari
gangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.
Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun,
bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa
reseptifekspresif
campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses
simbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbol
auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan
mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptifekspresif
biasanya
tampak tuli.
Anakanak
dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu
berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.19
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau
perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak lakilaki
usia 23
tahun
dan 57
tahun. Sangat sering disertai mengedip mata dan menggoyangkan kepala.
Sumber: dokteranakku.com
Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptifekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti
perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan
dalam mengingat katakata
atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam
pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.
Gangguan menjadi jelas pada kirakira
usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata
dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan
keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan
artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga
ikut mendukung diagnosis.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresifreseptif,
selain ditemukan gejalagejala
gangguan
bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari
gangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.
Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun,
bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa
reseptifekspresif
campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses
simbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbol
auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan
mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptifekspresif
biasanya
tampak tuli.
Anakanak
dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu
berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.19
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau
perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak lakilaki
usia 23
tahun
dan 57
tahun. Sangat sering disertai mengedip mata dan menggoyangkan kepala.
Sumber: dokteranakku.com
0 Response to "4 tipe Gangguan Bahasa"
Posting Komentar