Hipnoterapi Klinis dapat mengatasi Penyakit





Mendengar kata Hipnotis, terutama bagi anda yang tinggal di kota besar, tak salahlah jika spontan membayangkan hal-hal negative. Mengingat, berbagai media belakangan ini kerap mewartakan pengalaman dan kasus-kasus yang merugikan masyarakat lewat metode hipnotis.
Pembom dua Hotel JW.Marriot dan Ritz calton, Jakarta, Juli lalu, misalnya, diduga berada di bawah pengaruh hipnotis sehingga mereka bersedia untuk melakukan perbuatan yang membuat banyak orang bergidik ngeri. Begitu pula barangkali anda sudah sering dan bosan mendengar kasus criminal pencurian uang akibat akibat hipnotis, dimana sang korban justru memberikan nomor PIN dari kartu ATM-nya rahasia terhadap si penjahat.
Disisi lain, mungkin anda juga beranggapan sebaliknya, bahwa hipnotis hanya berfungsi sebagai sarana hiburan seperti yang di tayangkan oleh sebuah televise swasta. Jadi apa sebenarnya hipnotis itu? Bagaimana ia bekerja dan apakah ia dipergunakan untuk hal yang positif ataukah negative?
Seperti sebuah pisau yang bisa digunakan untuk kejahatan tapi bias juga bermanfaat untuk hal yang berguna, tergantung siapa yang menggunakannya, begitub pula hipnotis. Ia punya manfaat yang berguna, terutama dalam dunia kesehatan.
Untuk tujuan pengobatan, seorang pasien berhak untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya agar kelak tidak ada suatu keluhan maupun proses serta informasi simpang siur yang justru membuat pengobatan tidak efektif. Prerlu diketahui, untuk tujuan medis, hipnotis ini disebut dengan “hipnoterapi klinis”.
Membantah informasi simpang siur yang menyesatkan, patut diketahui bahwa hipnotis itu bukan untuk membuat seseorang menjasi hilang kesadaran dan berujung bahwa ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Tidak semua orang bias di hipnotis, hal inilah yang sangat dipahami oleh para ahli hipnotis tersebut. Tak heran para penghipnotis di televisi tersebut selalu mencari cara untuk membuat sebuah permainan. Hal tersebut sebenarnya adalah untuk mencari siapa yang mudah untuk di pengaruhi, memiliki daya sugesti tinggi dan siapa yang mudah diubah tingkat kesadarannya.
Setiap orang mempunyai tingkatan sugestivitas (mudah menerima gagasan) yang berbeda-beda dibandingkan orang lain, dan hal ini disebabkan banyak factor. Sebuah penelitian di Stanford University Amerika Serikat melaporkan bahwa hanya sekitar 10 persen kumpulan orang yang mudah disugesti, sementara 5 persen sulit di sugesti dan 85 persen dalam tingkat sedang. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan dari kita sebetulnya ialah bukanlah orang yang mudah untuk jatuh ke dalam perangkap hipnotis. Sehingga bias kita katakan bahwa hipnotis itu bukanlah menghilangkan kesadaran seseorang sama sekali tetapi mengubah tingkat kesadaran seseorang (altered someone’s conciousness). Dlam keadaan tersebut orang yang terkena hipnotis itu akan lebih mudah untuk menerima informasi maupun sugesti dari pihak yang menghipnotis.
Perlu juga untuk disadari, terkadang dalam hipnotis seseorang yang berada di bawah pengaruh tersebut justru meningkat derajat kesadarannya. Seperti ketika ia berada dalam suatu sadar penuh, mungkin ia mampu untuk memperhatikan beberapa hal yang sekaligus ( karena itu menjadi kurang focus), tetapi dalam kondisi terhipnotis is hanya bisa memperhatikan satu aspek tetapi lebih intensif. Itulah alasan mengapa orang yang terkena hipnotis masih bisa mendengar instruksi dari orang yang menghipnotis dia.


Hipnoterapi
Sebagaimana namanya, ini merupakan sebuah teknik hipnotis yang dipergunakan untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit tertentu dan menyehatkan kembali pasien. Biasanya hipnoterapi ini dikerjakan oleh seseorang yang memang menekuni kursus di bidang ini (yang disebut hipnoterapis). Ahli hipnoterapi ini bukanlah seorang dokter (walau ada pula dokter dan ahli psikologi yang menguasai). Para ahli ini umumnya telah mengantongi sebuah lisensi yang menunjukkan sebuah kemampuan mereka dan lisensi ini didapat dari lembaga resmi hipnoterapi nasional maupun internasional. Di Indonesia sendiri telah berdiri sebuah organisasi yang membawahi segala kegiatan hipnoterapis ini seperti The Indonesian Board of Hypnoterapy.
Seseorang ahli hipnoterapi dapat membantu pasien untuk menjadi lebih sehat tetapi ia tidak menghilangkan penyakit. Sebagaimana metode medis yang terus-menerus berkembang mengikuti zaman, begitu pula dengan teknik-teknik pada terapi hipnoterapis ini. Walau demikian, sebagaimana usaha manusia tentu menyimpan potensi untuk berhasil maupun tidak. Dalam hal ini ahli hipnoterapi tidak bisa memberitahukan pasien mereka kalau pasien akan sembuh 100% dari penyakit mereka. Walau demikian hipnoterapi klinis diyakini merupakan sebuah cara efektif untuk mengobati penyakit-penyakit psikosomatik, yakni penyakit yang ditimbulkan oleh konflik-konflik kejiwaan.
Hipnoterpi diyskini dapat memberikan hasil lebih cepat karena sang pasien (jika dilakukan dengan sempurna) bisa menjalin komunikasi antar dirinya (alam sadar) dan alam bawah sadar sehingga ia sendiri yang bisa mengetahui apa yang membuatnya mengalami penyakit tersebut.
Menurut sebuah makalah yang ditulis oleh dr. Robby ST, SpKK seorang ahli hipnotis bersertifikat yang juga seorang anggota dari The Indonesian Board of Hypnotherapist, terapi ini menyebabkan meningkatnya daya pulih alamiah tubuh lewat sugesti positif alam bawah sadar pasien atas kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang. Hipnoterapi ternyata juga bermanfaat untuk anesthesia (membuat pasien tidak merasa sakit) seperti pada kasus pascaoperasi.

Seleksi Pasien
Seperti disebutkan diatas bahwa tidak semua orang mudah untuk di hipnotis. Karena potensi masig-masing orang berbeda, maka para ahli hipnotis punharus menyeleksi terlebih dahulu. Umumnya, sebelum seorang pasien menjalani terapi hipnoterapi, seorang tenaga medis akan menyarankan pasien tersebut untuk melakukan uji laboraturium klinis, karena bisa sajabagi calon pasientersebut ada metode lain yang sebenarnya lebih baik. Barulah ketika uji klinis telah dilakukan dan hasilnya pasien tersebut menderita penyakit psikosomatik, dokter dapat menyarankan pasien ini untuk menjalani terapi hipnoterapi klinis.
Sebelum menjalani terapi ini, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pasien, seperti:
 Yakin pada efektifitas hipnoterapi untuk mengatasi penyakitnya.
 Percaya akan kemampuan ahli hipnoterapis yang ia pilih.
 Kedua pihak wajib memahami bahasa maupun istilah yang akan mereka gunakan.
 Pasien sedang tidak menderita penyakit epilepsi.
 Pasien tidak terlalu tua (pikun) atau bayi.
 Pasien bukan penyandang bisu atau tuli.

Lama dari hipnoterapi tentu bervariasi, tergantung dari berat/ringan kasus yang dihadapi. Namun, rata-rata satu sesi biasanya berlangsung satu atau dua jam. Faktor sukses-tidaknya sesi tersebut dapat dilihat apakah pasien berhasil menjalin komunikasinya dengan alam bawah sadar. Bagi para pecandu narkoba, misalnya, kasus ini ada sebuah pertimbangan tersendiri. Ketika ia tengah berjuan untuk lepas dari ketergantungan akan zat-zat adiktif tersebut ia butuh untujk di hipnoterapi berkali-kali sehingga hal ini tentu tidak praktis dan bahkan bisa mengalihkan ketergantungan terhadap obat menjadi ketergantungan untuk bertemu sosok hipnoterapist tersebut.
Oleh karena itu, umumnya orang yang berada pada kasus khusus sperti ini (juga dengan orang yang tak bisa mengontrol nafsu makan) biasanya akan diajari untuk melakuakn otohipnoss yakni melakukan hipnoterapi pada dirinya sendiri.
Bagi pasien yang mengalami kesulitan untuk melakukan otohipnosis pada dirinya sendiri biasanya bisa membantu dirinya untuk mempelajari hal ini dengan tambahan CD atau kaset yang mengontrol dirinya sendiri, juga bagi pecandu narkoba yang serius ingin meninggalkan dunia tersebut tentu ada baiknya untuk mencoba terapi hipnoterapis klinis ini.
Relaksasi akan didapat dan kemampuan otohipnoterapi juga bisa anda manfaatkan sendiri sewaktu-waktu anda butuh terapi ini kembali. Sebuah kemungkinan yang patu anda coba untuk hidup lebih sehat di masa depan.

Read Users' Comments (1)komentar

Kenapa Stress??




Stres adalah tekanan pada mental akibat masaah hidup sehari-hari/ kejadian besar yang menimbulkan trauma. Biasanya stress pada kehidupan kita disebabkan oleh masalah serta tekanan dalam keluarga, pekerjaan/ kegiatan sehari-hari yang memicu stress, bisa hal besar, bahkan hal sepele. Masalahnya stress kecil ini bisa menjadi besar jika bertumpuk tanpa adanya cara yang tepat meredekan mental dari gempuran stres.

Inilah beberapa hal, yang bisa dilakukan untuk mencegah & meredakan stress :

A Buat Jurnal Harian, hal apa yang bisa membuat anda stres.

Buat notes kecil & catat apa saja yang membuat anda stres lakukan dalam beberapa minggu, dan kenali penyebabnya. Jangan remehkan ini, karena mungkin penyebab stress anda adalah hal yang sederhana, semacam ”keributan” kecil di pagi hari. Bangunlah lebih awal, lakukan hal yang menenangkan, berdoa, atau jalan pagi. Ini akan membuat anda makin rilex.

B Positive Thinking ! Inilah pendekatan dari ”dalam” untuk mengubah kebiasaan buruk. Terimalah setiap tahap kehidupan dengan bersyukur. Atur pikran dari yang Negatif-ke hal yang Positif. Jaga mental anda dari pikiran negatif, perhatikan kapanpun muncul & segera ubah menjadi hal positif.


Ketakutan dan Kekhawatiran...

Sadari pikiran ini datang, jadilah pemantau pikiran, tapi jangan menghakimi. Sadari ini akibat kepahitan dari masa lalu/ ketakutan akan masa depan. Anda harus yakin bahwa pikiran negatif hanyalah memperburuk keadaan. Hanya ketenangan yang mampu menciptakan solusi tepat.



Terimalah adanya masalah & Belajarlah dari kehidupan saat ini.

Tak ada kehidupan tanpa masalah & tantangan. Cara terbaik adalah menerimanya dan tidak menghindarinya. Lakukan hal terbaik untuk menyelesaikan.

B Meluangkan waktu bersama teman-teman yang bisa menikmati hidup minus rokok/ hal yang mengarah negative. Saat bersama mereka, perhatikan bagaimana mereka bisa menikmati hidup tanpa rorkok/hal yang bisa mengalihkan diri dari rasa stress. Contohnya menyibukkan diri dengan hal yang bisa membuat senang.

C Lakukan hal yang bisa mengurangi stres, berdoalah & pelajari teknik relaksasi, termasuk teknik bernapas dengan diafragma dan perut. Setiap stres datang lakukan teknik relaksasi ini : Bernapaslah perlahan dengan mengembangkan dan mengempiskan perut,perhatikan napas anda, rilex selama beberapasaat.

D Olahraga dan cari hobbi baru yang bermanfaat.

E Minta dukungan lewat curhat/konsultasi dengan keluarga,sahabat dan ahli. Anda kadang harus minta bantuan keluarga, sahabat atau ahli jika dirasa hal sederhana tak meredakan stres. Jangan malu karena anda berhak merasakan kebahagiaan.

F Perhatikan pola makan anda.

Kadang tekanan tugas membuat anda kehilangan kontrol apa yang anda makan dan anda minum. Hindari alkohol & kurangi kopi yang keduanya mempunyai efek menstimulasi sistem syaraf. Perbanyak sayur dan buah dan jangan menghindari waktu makan/sarapan akibat sibuk. Kembali, bahwa hidup adalah tantangan dan pembelajaran untuk kita semua.


Sumber : Healtylife edisi 10/X Oktober 2009

Read Users' Comments (0)

Pandangan Humanistik tentang Diri&Kepribadian Sehat Allport dan Roger


Gordon Allport (1897-1967)

1. Pendapat Alport dalam membahas Manusia
Teori-teori Allport telah memberi definisi manusia yang dipandang secara positif. Teorinya memberi suatu makna bagi orang yang mempelajarinya yaitu tentang sebuah pendangan yang baik dengan demikian teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuha harapan. Hal tersebut nampak dari teorinya yang menyatakan bahwa ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Maka manusia diarahkan untuk menerima dirinya sebagai pribadi yang positif. Ini menjadi kekuatan dan kelebihan dari teori Allport karena secara umum memandang diri secara positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi yang sehat.

“DIRI” DARI ORANG YANG SEHAT
Dalam pembicaraan tentang kepribadian yang sehat, konsep “diri” (self) merupakan satu bagian yang amat sangat penting.Dalam penjelasan teori Allport mengenalkan istilah.

2. Proprium
Istilah proprium dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”. Proprium menunjukkan sesuatu yang dimilki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berarti bahwa proprium (self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai diri yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”. Intilah inilah yang kemudian membedakan konsep Allport dengan konsep-konsep lainnya.
Proprium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolesens melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam satu konsep yaitu proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri”. Dan munculnya proprium merupakan satu persyaratan untuk suatu kepribadian yang sehat.
Ketujuh tingkatan proprium tersebut antara lain :
1.Proprium diri jasmaniah. Terjadi secara berangsur-angsur, dengan makin bertambah kompleksnya belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada “dalam saya” dan hal-hal lain ‘diluar lainnya’. Ketika bayi menyentuh, melihat, mendengar dirinya, orang-orang disekitarnya dan benda-benda, perbedaan ini menjadi jelas. Kira-kira pada usia 15 bulan munculnya tingkat pertama perkembangan proprium. Kesadaran akan “saya jasmaniah” tersebut Allport menyebutnya “jangkar abadi untuk kesadaran diri kita”.
2.Identitas diri. Pada tingkatan kedua ini seseorang mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yang terpisah. Allport berpendapat bahwa segi yang sangat penting dalam identitas diri adalah nama orang. Nama itu menjadi lambang dari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya dan membedakannya dari semua diri yang lain di dunia.
3.Harga diri. Merupakan tingkat ketiga dari perkembangan proprium, yang menyangkut perasaan bangga dari diri anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Allport percaya bahwa hal ini merupakan suatu tingkat perkembangan yang menentukan; apabila orang tua menghalangi kebutuhan anak untuk menyelidiki maka perasaan harga diri yang timbul dapat dirusakkan. Akibat timbul dari peraaan dihina dan marah. Inti munculnya harga diri ialah kebutuhan akan otonomi.
4.Perluasan diri (self extention). Pada tingkatan ini anak mulai mempelajari arti dan nilai dari milik seperti terungkap dalam kata yang bagus sekali “kepunyaanku”. Dan ini adalah permulaan dari kemampuan orang untuk memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda-benda tetapi juga abstraksi-abstraksi, nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan.
5.Gambaran diri. Berkembang pada tingkat selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.
6.Diri sebagai pelaku rasional. Pada tingkatan ini aturan-aturan dan harapan-harapan baru dipelajari dari guru dan teman-teman sekolah serta hal yang lebih penting ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan tantangan-tantangan intelektual. Anak belajar dapat memecahkan masalah dengan mengunakan proses-proses yang logis dan rasional.
7.Perjuangan proprium (propriate striving). Tingkat ini merupaka tingkat terakhir dalam perkembangan diri – timbul. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan. Segi yang sangat penting dari pencarian identitas adalah definisi suatu tujuan hidup.

3. KRITERIA KEPRIBADIAN YANG MATANG
Dalam diri individu yang matang kita menemukan seorang pribadi yang tingkah lakunya ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Penentu utama tingkah laku dewasa yang masak adalah seperangkat sifat yang terorganisir dan seimbang yang mengawali dan membimbing tingkah laku sesuai dengan psinsip otonomi fungsional.
Tidak semua orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada individu-individu yang sudah dewsa namun motivasi-motivasinya masih bersifat kekanak-kanakan. Rupanya tidak semua orang dewasa bertingkah laku mengikuti prinsip-prinsip yang jelas dan rasional. Akan tetapi sejauh mana mereka menghindari motivasi-motivasi yang tidak disadari dan sejauh mana sifat-sifat mereka tidak lagi berhubungan dengan sumber-sumber yang berasal dari masa kanak-kanak memang bisa dijadikan ukuran normalitas dan kematangan mereka. Hanya dalam diri individu yang sangat tergantung kita menemukan orang dewasa yang bertingkah laku tanpa menyadari apa sebabnya ia bertingkah laku demikian, yang tingkah lakunya lebih erat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak daripada dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi kini atau pada masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri atau kriteria dari kerpibadian yang matang menurut Allport yaitu :
1.Perluasan diri (extension of the self). Artinya hidupnya tidak boleh terikat secara sempit pada sekumpulan aktifitas yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban-kewajiban pokoknya. Harus dapat mengambil bagian dan menikmati macam-macam aktivitas yang berbeda-beda. Salah satu aspek dari perluasan diri adalah proyeksi ke masa depan, yakni merencanakan dan mengharapkan.
2.Kemampuan menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain (Warm relating of self to other), baik dalam bentuk hubungan yang mendalam maupun tidak mendalam, memiliki dasar rasa aman dan menerima dirinya sendiri.
3.Memiliki orientasi yang realistik (Self Objectification). Dua komponen utama dari Self Objectification adalah humor dan insight. Insight disini adalah kapasitas individu untuk memahami dirinya sendiri, meskipun tidak jelasbagaimana menemukan suatu standar yang cocok untuk membandingkan kepercayaan-kepercayaan individu yang bersangkutan. Perasaan humor tidak hanya menunjukkan kapasitas untuk menemukan kesenangan dan gelak tawa dalam hal sehari-hari, tetapi juga kemampuan untuk membina hubungan-hubungan positif dengan diri sendiri dan dengan objek-objek yang dicintai, serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal ini.
4.Filsafat hidup (Philosophy of life). Walaupun individu itu harus dapat obyektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar belkang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.
5.Kemempuan menghindari reaksi berlebihan terhadap masalah (Emotional security). Masalah disini adalah masalah yang menyinggung drives spesifik (misalnya, menerima dorongan seks, memuaskan sebaik mungkin, tidak menghalangi tetapi juga tidak membiarkan bebas) dan mentoleransi frustasi, perasaan seimbang.
6.Realistic perceptions, skill, assignments, kemampuan memandang orang, obyek dan situasi seperti apa adanya, kemampuan dan minat memecahkan masalah , memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang dipilihnya, dapat memenuhi kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa rasa panic, rendah diri, atau tingkah laku destruksi diri lainnya.

Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide - ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori - teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

4. Perkembangan Kepribadian/self menurut Rogers :

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak - kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda - beda tergantung pada pengalaman - pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

5. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

6. Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan - paksaan atau rintangan - rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri - ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata - mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.

Rogers juga mengabaikan aspek - aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?

Sumber :
http://3ld1d0.multiply.com/journal
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta: Kanisius. Hal:17.

teoripembelajaran.teknodik.net/?paged=5

Read Users' Comments (0)

Apakah Gen Cerdas Orangtua Menurun pada Anak??

Secara umum ada dua faktor penentu kecerdasan anak: faktor lingkungan dan genetik. Mengenai faktor genetik atau gen cerdas, itu sebenarnya sama dengan ‘bakat’ yang dimiliki anak, atau bisa juga dibilang ‘potensi kecerdasan’ yang diturunkan orangtua. Dalam hal ini, tak semua gen cerdas orangtua akan menurun pada setiap anak. Misalnya, jika anak pertama tak mewarisi gen cerdas orangtuanya, kemungkin anak berikutnyalah yang mewarisinya.
Mendeteksi ada-tidaknya gen cerdas pada anak itu mudah, tidak perlu sampai mendeteksi kromosom (tempat bersemayamnya gen-gen — Red.) segala. Sejak dini (usia anak 3 bulan), kita sudah bisa mendeteksi bakatnya. Caranya, pantau terus perkembangannya. Jika kita membunyikan bel dan anak bisa mengikuti (menemukan) arah datangnya suara bel (dengan menolehkan kepala — Red.), berarti ia cukup cerdas dan perkembangan motoriknya baik.
Kita juga bisa memprediksi cerdas-tidaknya bayi lewat berbagai hal. Misalnya, dari berat lahirnya, ada-tidaknya kelainan (yang diketahui lewat USG), ada-tidaknya problem kelahiran, normal-tidaknya ukuran lingkar kepalanya, aktif-tidak gerakannya, langsung menangis atau tidak saat lahir, ada-tidaknya gangguan lain, dsb. Semua itu bisa jadi petunjuk apakah perkembangan otak bayi baik atau tidak. Kenapa otak? Karena kecerdasan tersangkut dengan otak. Jika semuanya positif, kemungkinan besar si bayi adalah anak yang cerdas.

Kita juga bisa mengamati perkembangan kemampuan anak di bulan-bulan sesudahnya. Misalnya, sudah bisa apa saja anak di usia 2 tahun? Bagaiman respons anak? Apakah ia banyak bertanya? dsb. Untuk itu, orangtua juga bisa berpatokan pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Nantinya, semakin besar anak, semakin banyak parameter yang bisa kita nilai.
Punya gen cerdas bukanlah satu-satunya jaminan bahwa seorang anak akan tumbuh menjadi anak cerdas selamanya. Karena, kecerdasan dapat berubah (bahkan sampai dewasa) tergantung positif-negatifnya pengaruh lingkungan. Misalnya, anak cerdas yang menjumpai problem di sekolah bisa saja menjadi malas sehingga kecerdasannya pun berkurang.

Sebaliknya, anak tidak cerdas yang didukung sedemikian rupa oleh lingkungannya tak mustahil akan tumbuh menjadi anak yang cerdas. Jadi, orangtua yang merasa ‘biasa-biasa saja’ kecerdasaannya tak perlu kecil hati, karena kecerdasan anak masih bisa dibentuk.Hanya saja, adakalanya faktor gen maupun lingkungan tak bisa berperan terlalu banyak. Contohnya pada anak dengan kelainan gen — semisal kromosomnya jelek (berpenyakit) — yang menyebabkan anak menjadi cacat perkembangan. Di sini, peran faktor lingkungan menjadi sangat kecil. Contoh lainnya adalah anak yang tak punya bakat cerdas dan lingkungannya pun biasa-biasa saja, namun ternyata ia tumbuh menjadi anak yang cerdas.Dr. Dwi P. Widodo, Sp.A.(K), M.Med. Dokter Spesialis Anak Konsultan, Sub Bagian Neurologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Memiliki 95 Persen Gen Cerdas Saja Belum Cukup…
Yang menjadi penentu kecerdasan anak itu banyak. Selain faktor genetik (nature) dan faktor lingkungan (nurture) — yakni masalah gizi dan stimulasi pendidikan — ada juga hal-hal tak terduga yang turut mempengaruhi. Katakanlah terjadi kecelakaan (gegar otak) atau gangguan kesehatan pada anak (cerebral palsy, autis, dll). Anak yang punya keturunan pintar pun akan tergangu otaknya. Jadi sekali lagi, semua faktor berpengaruh. Tak ada yang utama, semua setara.

Memang, anak yang memiliki orangtua cerdas bisa dibilang membawa 95 persen gen cerdas. Tapi untuk mewujudkan itu tergantung banyak hal. Jika selama hamil ibunya kurang mengkonsumsi asupan gizi yang baik, mengkonsumsi obat-obatan atau minuman keras, maka kecerdasan dan tumbuh kembangnya akan terganggu. Jadi, cerdas-tidaknya anak sebenarnya akan terlihat dari hasil akhirnya.

Kecerdasan mulai bisa dipantau saat anak berusia 2 tahun. Yaitu ketika sudah mulai bisa bicara, atau saraf motoriknya sudah berfungsi dengan baik (misalnya, anak sudah bisa menyusun balok dengan benar). Cara mendeteksi kecerdasan yang paling mudah dan murah adalah membandingkan tingkat perkembangan anak dengan anak lain. Apakah ia berada di atas rata-rata, di bawah rata-rata atau setara? Contoh, anak usia 2 tahun biasanya sudah dapat mengucapkan 500-1.000 kata. Maka bila si kecil mampu mengucapkan lebih dari 1.000 kata, berarti ia termasuk cerdas.

Ciri-ciri anak cerdas adalah mudah menangkap ‘pelajaran’ (segala sesuatu yang diajarkan kepadanya). Misalnya, saat melihat kereta lewat kita menerangkan mengapa palang penutup jalan turun. Jika ia mampu menangkap, berarti ia termasuk anak cerdas. Ciri lainnya adalah punya ingatan baik, perbendarahan kata luas, berpikir kritis, punya daya konsentrasi yang baik, menguasai banyak bahan tentang berbagai macam topik, senang dan sering membaca, pengamatannya cermat (misalnya jika melihat sesuatu langsung bertanya), punya ungkapan diri yang lancar dan jelas, senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi, serta cepat memecahkan masalah. Jika kita ingin lebih pasti, sebaiknya dilakukan uji kecerdasaan oleh psikolog lewat tes IQ. Ini sudah bisa dilakukan ketika anak berusia 2 tahun.
Bila setelah dideteksi anak termasuk kategori cerdas, tugas orangtua adalah mengupayakan agar kecerdasannya itu berlanjut. Caranya, teruslah memberi rangsangan pendidikan sesuai usianya. Usahakan aspek tumbuh kembang lainnya juga dalam kondisi baik. Anak cerdas yang sering terganggu fisiknya (sakit), lama-kelamaan akan terganggu aspek kecerdasannya. Aspek emosional juga perlu dikembangkan agar anak cerdas punya rasa percaya diri. Aspek sosial pun penting, agar anak cerdas bisa bersosialisasi dengan temannya, dsb.

Jika kita merasa ‘tidak punya gen cerdas’ atau belum menemukan tanda-tanda ‘adanya gen cerdas’ pada anak, jangan putus asa. Ingat, cerdas-tidaknya anak juga tergantung rangsangan pendidikan dan gizi yang baik. Anak cerdas tapi kurang mendapat rangsangan pendidikan serta gizi yang baik, potensi kecerdasannya otomatis akan menurun.
Jadi, orangtua harus tetap punya harapan positif terhadap anak. Bermodal harapan itu, rangsanglah kecerdasan si kecil sejak dini. Salah satu caranya, rangsanglah rasa ingin tahunya. Misalnya, kenalkan pada lingkungan sekitar, buku, musik, olahraga dan mainan edukatif. Yakinlah, setiap anak mempunyai potensi kecerdasannya masing-masing.



Sumber: Tabloid Ibu Anak

Read Users' Comments (1)komentar

Perbedaan Teori Kepribadian yang Sehat Menurut Para Ahli

I. Teori Kepribadian Sehat menurut Psikoanalisa
I.1 Aliran Sigmund Freud

Aliran ini melihat hanya dari sisi negatif individu, alam bawah sadar (id,ego,superego), mimpi, masa lalu.
· Aliran ini terbatas karena mengabaikan sisi potensi yang dimiliki individu.
· Melihat dari sisi sakit sebagai kodrat manusia yang negatif (neurotis, psikotis).

· Memberikan gambaran pesimistis tentang kodrat manusia, dalam hal ini manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
· Manusia dipandang pincang karena dalam hal ini hanya sisi negatif saja yang di soroti.


II. Aliran Behaviouristik (tokoh: J.B.Watson)

· Aliran ini memandang manusia seperti layaknya mesin, maksudnya :manusia sebagai suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara dan aturan sesuai hukum.

Ciri-cirinya adalah :
Tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreatifitas
· Behaviouristik memanggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
· Jadi individu adalah manusia biasa yang memberikan respon positif terhadap stimulus dari luar/lingkungan.



III. Aliran Humanistik (tokoh: Abraham Maslow, Rogers, Carl Jung)
· Aliran ini memandang bahwa, setiap manusia mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik.

· Aliran ini bersifat optimistic, berharap individu menjadi lebih baik .
· Memiliki pandangan yang segar tentang manusia.

· Melihat potensi individu untuk tumbuh, berkeinginan untuk jadi lebih baik.
· Lebih dari apa yang ada di dalam diri individu itu sendiri.

· Percaya kepada kodrat individu yang dapat mnegatasi kejadian buruk masa lalunya.


Kritikan Aliran Humanistik Terhadap Teori Psikoanalisa dan Behaviourisme

Sebenarnya individu dapat mengatasi masalampau (psikoanalisis), dan secara kodrat biologisnya.
Maka individu harus tumbuh dan berkembang melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial dapat menghambat aktualisasi diri.
Individu seharusnya penuh harapan, karena humanistik percaya akan kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan diri, memenuhi diri seseorang untuk menjadi yang orang tersebut inginkan.

Read Users' Comments (0)

Penderita Gangguan Jiwa Permanen yang Terlantar

Laporan Observasi

Nama : Diah Septilinawati
Npm. : 10508060
Judul : Penderita Gangguan Jiwa Permanen yang Terlantar
Objek : E.P.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 48 tahun
Lokasi Pengamatan : Jl. Setiobomo Dirgantara 2 Halim Perdana Kusuma RT.01/02
Waktu pengamatan : 4 Oktober 2009
Metode Pengamatan : Observasi langsung & Wawancara dengan narasumber
Narasumber : Ibu S.G.


E.P. (48tahun) seorang laki-laki, anak pertama dari 4 bersaudara. Ayahnya, Bapak S.G. bekerja sebagai PNS AURI, mereka tinggal di komplek AURI Dirgantara 2. Riwayat kesehatan keluarga Bapak S.G tidak ada yang pernah menderita gangguan kejiwaan, ataupun sejenisnya. Suatu ketika saat E.P. masih duduk di bangku STM Bapak S.G. meninggal dunia.
Pada tahun 1980 E.P. seorang lulusan STM bekerja di PT ASTRA. Setelah beberapa lama ia bekerja ia menikah, kemudian dikaruniai dua orang anak laki-laki. Pada tahun 1985 saat ia hendak berangkat bekerja di perjalanan ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan gegar otak dan patah kaki. Karena kecelakaan tersebut maka mengharuskan ia untuk lama beristirahat dan tidak bekerja dalm jangka waktu yang lama. Dengan kondisi seperti itu pihak perusahaan tempat E.P. bekerja tidak dapat mentolerir dan akhirnya E.P.dikeluarkan dari perusahaan tempat ia bekerja. Peristiwa pahit yang ia alami sangat berturut-turut dan tidak hanya itu saja. Penderitaannya semakin bertambah setelah sekian lama ia menganggur istri yang ia cintai pergi meninggalkannya bersama laki-laki lain. Kemudian E.P. mengalami goncangan jiwa, peristiwa pahit yang berturut-turut menimpanya tidak dapat ia bendung lagi dan akhirnya sikapnya menjadi:
lebih tempramen dari sebelumnya,
ekstrange (mengasingkan diri),
sering melamun dalam waktu yang lama,
tidak dapat di dekati dengan orang-orang sekitar,
lupa akan kebutuhan dasarnya (mandi,ganti pakaian,makan dan minum)
merusak dan menghancurkan semua barang-barang yang ada di rumah,
mengamuk
Hingga akhirnya ibu S.G. merasa tidak tahan dengan sikap E.P. yang kerap kali mngemuk. Maka terpaksa ibunya mengusir E.P. dari rumah karena ibunya takut E.P bertindak lebih agresif lagi. Setelah kesehatan mentalnya semakin memburuk kemudian ia mngalami depresi yang sangat berat akhirnya ia mengalami gangguan kejiwaan. Keadaan ekonomi keluarga E.P. sangat memprihatinkan, jangankan untuk membawanya ke rumah sakit jiwa, untuk memeriksakan E.P ke psikiater saja tidak mampu. Melihat keadaan E.P semua keluarganya henya bersimpati saja, tetapi tidak diberi dukungan moril ataupun materil setelah itu E.P tidak diperdulikan. Hingga sekarang (2009) E.P hidup terlantar di jalan, atau terkadang tidur di pos kosong di lingkungan komplek. E.P makan dan minum dari tetangga atau terkadang memungut dari tong sampah.
Dari observasi yang saya lakukan beberapa waktu yang lalu perilaku E.P dalam waktu 1 jam sebagai berikut :
· jongkok di pinggir selokan air
· berjalan ke arah kebun nangka lalu ia mulai mencaci-maki pohon
· melempari pohon dengan batu-batu kecil
· setiap orang yang berpapasan dengannya di caci-maki.
· Kemudian ia tidur di dalam pos ronda.

Kesimpulan Observasi :
Efek dari gegar otak setelah ia kecelakaan menambah pngaruh buruk bagi kesehatan mental dan jiwa dari E.P.
Gangguan jiwa yang dialaminya sama sekali bukan berasal dari faktor keturunan.
Disaat E.P. sedang depresi berat ia kurang dukungan moral dan perhatian dari orang terdekat (sahabat) atau keluarga.
Peristiwa traumatik yang bertubi-tubi ia hadapi tidak dapat ia bendung lagi dan membuatnya makin terpuruk.
Keterbatasan keuangan juga mnjadi faktor penyebab, karena seharusnya pada saat awal E.P mengalami depresi ia diperiksakan ke psikolog atau psikiater tetapi karena keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan E.P. dibiarkan seperti itu.
Keluarga tidak bisa menerima keadaan E.P. yang makin memburuk sehingga E.P diusir dan di terlantarkan.
Karena merasa diasingkan keluarganya jiwa E.P. semakin tertekan dan hingga sekarang E.P. mengalami gangguan jiwa permanent.

Read Users' Comments (0)

Perilaku Stress Pengendara Mobil saat Terjebak Macet.


Judul Observasi : Perilaku Stress Pengendara Mobil saat Terjebak Macet.
Subjek : H.R.
Tempat : di dalam mobil dalam dari Bekasi perjalanan menuju Jogjakarta
Lamanya : 14 jam
Waktu : 22 September 2009-10-06


Saat itu jam sudah menunjukan pukul 07.00 rencana awal yang seharusnya memulai perjalanan pada pukul 05.00 setelah waktu subuh akhirnya dibatalkan karena bangun terlambat akhirnya kami berangkat pukul 07.30. Di perjalanan H.R. teringat kalau mobilnya belum ganti oli. Akhirnya kami berniat ke bengkel mobil, tetapi karena masih suasana lebaran ternyata bengkel mobil tidak ada yang buka. Akhirnya kami pergi ke tempat ganti oli di pinggir jalan setelah ganti oli selesai akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Masuk jalan tol suasana masih nyaman dan menyenangkan. H.R. bercanda dengan anak-anaknya tertawa. Pukul 12.00 saat masuk arah nagrek jalanan macet total, saat itu pula suasana menjadi panas ditambah pula dengan kondisi udara siang hari yang berdebu walaupun saat itu di dalm mobil dingin. Disitu saya mulai mengobservasi perilaku H.R. dalam waktu 5 jam : H.R. marah-marah sendirian, saat anaknya mengajak bercanda atau mengajak bicara ia menghiraukan, mematikan ac, membuka kaca mobil, merokok hingga 1 bungkus, jalan dengan memaksa menyalip mobil lain sehingga kurang memperhatikan aturan mengemudi yang baik, minum kopi di dalam mobil, kemudian saat mobil angkutan umum didepan mobil H.R. meng rem mendadak mobil H.R agak lecet. Kemudian H.R. keluar mobil dan memaki-maki supir angutan tersebut. Supir tersebut hanya meminta maaf kemudian setelah agak emosi H.R mereda H.R masuk lagi ke dalam mobil, kemudian ia menyelahkan dirinya sendiri karena telah memilih jalur selatan yang akhirnya terjebak dalam kemacetan lalu lintas seperti ini. Lalu H.R. merokok lagi dan begitu seterusnya selama jalanan macet.


Kesimpulan :
H.R. merasa stress saat di jalan terjebak macet, mungkin karena lelah mengendarai mobil.
H.R. mungkin menyesal karena sudah memilih jalur utara dan akhirnya terjebak macet.
Menyalahkan diri sendiri.
Merasa puas kalau sudah memaki-maki sendirian.
Seharusnya jika terjebak macet menikmati saja dengan menyibukkan diri dengan hal lain seperti bercanda dengan anaknya atau mendengarkan musik.
Saat sedang macet H.R. menjadi tidak sabar akibatnya mobilnya lecet tersenggol mobil angkutan umum.
Saat terjebak macet perilaku orang dapat berubah dan menunjukan perilaku stress.
Jika hal ini terjadi pada semua pengendara mobil hal ini akan menyebabkan kecelakaan karena tidak memperdulikan aturan lalu intas, saling tabrak, dan sebagainya.


Penyelesaian:
Seharusnya jika terjebak macet menikmati saja dengan menyibukkan diri dengan hal lain seperti bercanda dengan keluarga atau mendengarkan musik.
Penyelesaiannya mungkin daerah jalur yang rawan macet di buat tempat peristirahatan sementara untuk menenangkan pikiran.
Untuk mengakali stress dapat pula makan di restaurant sambil menikmati pemandangan sekitar.
Apapun kondisi yang sedang kita hadapi seharusnya kita nikmati saja agar tidak timbul stress.

Read Users' Comments (0)