GANGGUAN RETT

Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett (1965) untuk menjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalami perkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh pemburukan perkembangan yang menakutkan. Prevalensi kejadian antara 6–7 per 100.000 anak perempuan. Adapun kriteria diagnostik sindrom RETT menurut DSM-IV adalah sebagai berikut:

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett

  1. Semua berikut:

1) Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal.

2) Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir.

3) Lingkaran kepala yang normal saat lahir.

  1. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal:

1) Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.

2) Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan).

3) Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian).

4) Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk.

5) Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.

Catatan:

Yang membedakan gangguan Rett dengan Autis:

  1. Pada gangguan autis penyimpangan perkembangan secara umum terjadi sejak awal.
  2. Pada gangguan Rett, gerakan tangan yang spesifik dan karakteristik selalu ditemukan, sementara pada autis tidak.
  3. Koordinasi yang buruk, ataxia dan apraxia banyak ditemukan pada gangguan Rett.
  4. Gangguan verbal biasanya hilang sama sekali.
  5. Pada gangguan Rett kejang ditemukan sejak awal, sementara pada gangguan autis biasanya sering terjadi pada masa remaja.
  6. Adanya disorganisasi pernafasan.
Sumber : haris.2010.http://harismasterpsikology.ngeblogs.com/2010/03/16/gangguan-rett/.Bekasi:Rabu 7 April 2010

Read Users' Comments (0)

0 Response to "GANGGUAN RETT"

Posting Komentar