Hipnoterapi Klinis dapat mengatasi Penyakit
Mendengar kata Hipnotis, terutama bagi anda yang tinggal di kota besar, tak salahlah jika spontan membayangkan hal-hal negative. Mengingat, berbagai media belakangan ini kerap mewartakan pengalaman dan kasus-kasus yang merugikan masyarakat lewat metode hipnotis.
Pembom dua Hotel JW.Marriot dan Ritz calton, Jakarta, Juli lalu, misalnya, diduga berada di bawah pengaruh hipnotis sehingga mereka bersedia untuk melakukan perbuatan yang membuat banyak orang bergidik ngeri. Begitu pula barangkali anda sudah sering dan bosan mendengar kasus criminal pencurian uang akibat akibat hipnotis, dimana sang korban justru memberikan nomor PIN dari kartu ATM-nya rahasia terhadap si penjahat.
Disisi lain, mungkin anda juga beranggapan sebaliknya, bahwa hipnotis hanya berfungsi sebagai sarana hiburan seperti yang di tayangkan oleh sebuah televise swasta. Jadi apa sebenarnya hipnotis itu? Bagaimana ia bekerja dan apakah ia dipergunakan untuk hal yang positif ataukah negative?
Seperti sebuah pisau yang bisa digunakan untuk kejahatan tapi bias juga bermanfaat untuk hal yang berguna, tergantung siapa yang menggunakannya, begitub pula hipnotis. Ia punya manfaat yang berguna, terutama dalam dunia kesehatan.
Untuk tujuan pengobatan, seorang pasien berhak untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya agar kelak tidak ada suatu keluhan maupun proses serta informasi simpang siur yang justru membuat pengobatan tidak efektif. Prerlu diketahui, untuk tujuan medis, hipnotis ini disebut dengan “hipnoterapi klinis”.
Membantah informasi simpang siur yang menyesatkan, patut diketahui bahwa hipnotis itu bukan untuk membuat seseorang menjasi hilang kesadaran dan berujung bahwa ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Tidak semua orang bias di hipnotis, hal inilah yang sangat dipahami oleh para ahli hipnotis tersebut. Tak heran para penghipnotis di televisi tersebut selalu mencari cara untuk membuat sebuah permainan. Hal tersebut sebenarnya adalah untuk mencari siapa yang mudah untuk di pengaruhi, memiliki daya sugesti tinggi dan siapa yang mudah diubah tingkat kesadarannya.
Setiap orang mempunyai tingkatan sugestivitas (mudah menerima gagasan) yang berbeda-beda dibandingkan orang lain, dan hal ini disebabkan banyak factor. Sebuah penelitian di Stanford University Amerika Serikat melaporkan bahwa hanya sekitar 10 persen kumpulan orang yang mudah disugesti, sementara 5 persen sulit di sugesti dan 85 persen dalam tingkat sedang. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan dari kita sebetulnya ialah bukanlah orang yang mudah untuk jatuh ke dalam perangkap hipnotis. Sehingga bias kita katakan bahwa hipnotis itu bukanlah menghilangkan kesadaran seseorang sama sekali tetapi mengubah tingkat kesadaran seseorang (altered someone’s conciousness). Dlam keadaan tersebut orang yang terkena hipnotis itu akan lebih mudah untuk menerima informasi maupun sugesti dari pihak yang menghipnotis.
Perlu juga untuk disadari, terkadang dalam hipnotis seseorang yang berada di bawah pengaruh tersebut justru meningkat derajat kesadarannya. Seperti ketika ia berada dalam suatu sadar penuh, mungkin ia mampu untuk memperhatikan beberapa hal yang sekaligus ( karena itu menjadi kurang focus), tetapi dalam kondisi terhipnotis is hanya bisa memperhatikan satu aspek tetapi lebih intensif. Itulah alasan mengapa orang yang terkena hipnotis masih bisa mendengar instruksi dari orang yang menghipnotis dia.
Hipnoterapi
Sebagaimana namanya, ini merupakan sebuah teknik hipnotis yang dipergunakan untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit tertentu dan menyehatkan kembali pasien. Biasanya hipnoterapi ini dikerjakan oleh seseorang yang memang menekuni kursus di bidang ini (yang disebut hipnoterapis). Ahli hipnoterapi ini bukanlah seorang dokter (walau ada pula dokter dan ahli psikologi yang menguasai). Para ahli ini umumnya telah mengantongi sebuah lisensi yang menunjukkan sebuah kemampuan mereka dan lisensi ini didapat dari lembaga resmi hipnoterapi nasional maupun internasional. Di Indonesia sendiri telah berdiri sebuah organisasi yang membawahi segala kegiatan hipnoterapis ini seperti The Indonesian Board of Hypnoterapy.
Seseorang ahli hipnoterapi dapat membantu pasien untuk menjadi lebih sehat tetapi ia tidak menghilangkan penyakit. Sebagaimana metode medis yang terus-menerus berkembang mengikuti zaman, begitu pula dengan teknik-teknik pada terapi hipnoterapis ini. Walau demikian, sebagaimana usaha manusia tentu menyimpan potensi untuk berhasil maupun tidak. Dalam hal ini ahli hipnoterapi tidak bisa memberitahukan pasien mereka kalau pasien akan sembuh 100% dari penyakit mereka. Walau demikian hipnoterapi klinis diyakini merupakan sebuah cara efektif untuk mengobati penyakit-penyakit psikosomatik, yakni penyakit yang ditimbulkan oleh konflik-konflik kejiwaan.
Hipnoterpi diyskini dapat memberikan hasil lebih cepat karena sang pasien (jika dilakukan dengan sempurna) bisa menjalin komunikasi antar dirinya (alam sadar) dan alam bawah sadar sehingga ia sendiri yang bisa mengetahui apa yang membuatnya mengalami penyakit tersebut.
Menurut sebuah makalah yang ditulis oleh dr. Robby ST, SpKK seorang ahli hipnotis bersertifikat yang juga seorang anggota dari The Indonesian Board of Hypnotherapist, terapi ini menyebabkan meningkatnya daya pulih alamiah tubuh lewat sugesti positif alam bawah sadar pasien atas kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang. Hipnoterapi ternyata juga bermanfaat untuk anesthesia (membuat pasien tidak merasa sakit) seperti pada kasus pascaoperasi.
Seleksi Pasien
Seperti disebutkan diatas bahwa tidak semua orang mudah untuk di hipnotis. Karena potensi masig-masing orang berbeda, maka para ahli hipnotis punharus menyeleksi terlebih dahulu. Umumnya, sebelum seorang pasien menjalani terapi hipnoterapi, seorang tenaga medis akan menyarankan pasien tersebut untuk melakukan uji laboraturium klinis, karena bisa sajabagi calon pasientersebut ada metode lain yang sebenarnya lebih baik. Barulah ketika uji klinis telah dilakukan dan hasilnya pasien tersebut menderita penyakit psikosomatik, dokter dapat menyarankan pasien ini untuk menjalani terapi hipnoterapi klinis.
Sebelum menjalani terapi ini, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pasien, seperti:
Yakin pada efektifitas hipnoterapi untuk mengatasi penyakitnya.
Percaya akan kemampuan ahli hipnoterapis yang ia pilih.
Kedua pihak wajib memahami bahasa maupun istilah yang akan mereka gunakan.
Pasien sedang tidak menderita penyakit epilepsi.
Pasien tidak terlalu tua (pikun) atau bayi.
Pasien bukan penyandang bisu atau tuli.
Lama dari hipnoterapi tentu bervariasi, tergantung dari berat/ringan kasus yang dihadapi. Namun, rata-rata satu sesi biasanya berlangsung satu atau dua jam. Faktor sukses-tidaknya sesi tersebut dapat dilihat apakah pasien berhasil menjalin komunikasinya dengan alam bawah sadar. Bagi para pecandu narkoba, misalnya, kasus ini ada sebuah pertimbangan tersendiri. Ketika ia tengah berjuan untuk lepas dari ketergantungan akan zat-zat adiktif tersebut ia butuh untujk di hipnoterapi berkali-kali sehingga hal ini tentu tidak praktis dan bahkan bisa mengalihkan ketergantungan terhadap obat menjadi ketergantungan untuk bertemu sosok hipnoterapist tersebut.
Oleh karena itu, umumnya orang yang berada pada kasus khusus sperti ini (juga dengan orang yang tak bisa mengontrol nafsu makan) biasanya akan diajari untuk melakuakn otohipnoss yakni melakukan hipnoterapi pada dirinya sendiri.
Bagi pasien yang mengalami kesulitan untuk melakukan otohipnosis pada dirinya sendiri biasanya bisa membantu dirinya untuk mempelajari hal ini dengan tambahan CD atau kaset yang mengontrol dirinya sendiri, juga bagi pecandu narkoba yang serius ingin meninggalkan dunia tersebut tentu ada baiknya untuk mencoba terapi hipnoterapis klinis ini.
Relaksasi akan didapat dan kemampuan otohipnoterapi juga bisa anda manfaatkan sendiri sewaktu-waktu anda butuh terapi ini kembali. Sebuah kemungkinan yang patu anda coba untuk hidup lebih sehat di masa depan.