Ingin Jadi Peramal Bergurulah ke Orang Tengger Joyoboyo adalah salah satu contohnya.
Keunikan Gunung Bromo tak sekedar terletak pada keelokan panorama alamnya. Lebih dari itu, ia juga memiliki keunikan kehidupan sosial budaya masyarakat yang mendiami kawasan tersebut.
Asal mula suku Tengger juga unik. Nenek moyang mereka awalnya bermukim di pantai-pantai yang sekarang ini bernama Pasuruan dan Purbolinggo. Bukti itu ditunjukkan dengan adanya patung-patung pemujaan terhadap Brahmana di kawasan pantai tersebut.
Pada tahun 1426 terjadi pergolakan politik yang seru. Ketika itu ajaran islam mulai merasuk di berbagai khawasan pantai di Pulau Jawa.
Merekapun terdesak, mereka memilih untuk mengungsi di tempat aman yang jauh dari jangkauan khalayak ramai.
Di perguruan Tengger itulah mereka menemukan tempat yang pas. Disitulah mereka membentuk komunitas yang sampai saat ini dikenal sebagai orang Tengger. Pemukiman yang tak jauh dari Gunung Bromo itulah mereka merasa aman. Ya, Gunung Bromo seolah menyelamatkan mereka dari pelarian panjang.
Bagi umat Hindu, Gunung Bromo diakui sebagai Gunung suci. Secara harfiah, Bromo berasal dari bahasa sansekerta atau jawa kuno, yakni Brahma. Seperti diketahui, bahwa Brahma adalah seorang Dewa utama Hindu.
Karena itulah, suku Tengger yang di sekitar Bromo setiap tahun menggelar upacara Yadnya Kasada atau Kasodo waktunya saat bulan purnama sekitar tanggal 14/15 pada bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
Sejarah mencatat, pada abad ke-16 mereka kedatangan pelarian seorang tokoh pemeluk agama Hindu Parsi yang berasal dari Iran. Tokoh gama ini cukup berpengaruh. Buktinya, masyarakat Tengger yang tadinya beragama Brahma beralih ke Hindu Parsi.
Mereka percaya, Matahari, Bulan, dan Bintang-bintang sebagai pengendali dari ke empat unsir utama, yakni Api, Air, Udara, dan Tanah. Kepercayaan inilah yang membuat mereka di kenal menguasai banyak ilmu.
Dalam buku tua The Javaancshe Geestenwereld karya Van Hien, seorang ahli Jawa berkebangsaan Belanda, diungkap menenai kebiasaan mistis, dan kepercayaan orang-orang Jawa yang tinggal di pedalaman, termasuk orang tengger pada tahun 1900-an. Salah satu diantaranya adalah kepiawaian mereka dalam meramal alam semesta.
Sayangnya, banyak dari kita yang tidak tahu terhadap kemampuan mereka. Menurut RP. Suyono, penulis buku “Mistisisme Tengger” tahun 2009, ilmu ramal mereka merupakan warisan dari nenek moyangnya sejak jaman majapahit.
“Lihat saja ramalan yang dilakukan oleh Prabu Joyoboyo, kini terbukti. Metode ramalan orang jawa dahulu atau tengger sekarang adalah menebak langsung ke intinya, “ ujar Suyono. Jadi, kalau anda ingin menjadi peramal, tak ada salahnya kalau berguru ke Tengger.
Sumber : Koran Jakarta edisi Minggu 1 November 2009 halaman 20
Oleh B Siswo
0 Response to "Ingin Jadi Peramal Bergurulah ke Orang Tengger Joyoboyo adalah salah satu contohnya."
Posting Komentar