Seberapa sering kita berbohong? Yang pasti semua orang tentunya pernah berbohong. Hal itu bahkan dilakukan sepanjang waktu. Perilaku ini, walaupun sedikit dilakukan pasti dapat menimbulkan masalah, lalu mengapa kita tetap saja berbohong?
Perilaku berbohong seperti sudah menjadi bagian dari diri setiap orang, melebur ke dalam diri. Bahkan tanpa disadari saat percakapan kita sering berbohong. Kita selalu berusaha agar selau terlihat baik dari sisi manapun di hadapan oranglain. Hal ini ada kaitannya dengan istilah self-esteem atau harga diri.
Jika seseorang merasa terancam harga dirinya maka dengan spontan orang akan berbohong atau bersilat lidah, mengelabui sedikit demi sedikit lawan bicaranya sampai kepada tingkat kebohongan yang lebih tinggi.
Tidak semua kebohongan yang kita lakukan berbahaya. Kadangkala berbohong merupakan pendekatan terbaik untuk melindungi kerahasiaan kita dari kedengkian pihak-pihak lain.
Sejumlah peneliti mengatakan beberapa bentuk kebohongan, seperti membual dan memberi keterangan palsu atasnama kebijaksanaan dan kesopanan, digolongkan sebagai bentuk kebohongan yang tidak terlalu serius. Tetap jika kebohongan itu bertujuan menghilangkan kebenaran dan mengarang sesuatu untuk merusak dan menyerang seseorang demi kepentingan pribadi, hal itu menjadi berbahaya. Kepercayaan serta kedekatan yang sudah dibangun dalam lingkungan pun akan rusak seketika.
Apakah berbohong mempermainkan diri sendiri?Biasanya hewan melakukan tipu muslihat atau dengan sengaja menyesatkan ihak lawannya atau untuk berlindung dari predator/pemangsa. Tetapi, hanya manusia yang dengan lengkap mampu menipu diri sendiri sekaligus oranglain. Semua orang sibuk mengatur bagaimana mereka bisa terlihat baik di mata oranglain, agar dapat diterima di lingkungan yang di inginkan. Bahkan, terkadang mereka tidak mampu memisahkan mana yang merupakan kebenaran mana yang bukan.
Biasanya, kita berusaha untuk tidak memberikan kesan kepada oranglain, tetapi justru berusaha memelihara pandangan diri sendiri agar konsisten dengan apa yang semestinya oranglain harapkan. Semua orang selalu ingin diterima di dalam suatu lingkungan, hal ini dilakukan untuk membuat situasi lebih mudah dan nyaman dalam bersosialisasi, menghindari kalimat yang tidak diinginkan dari lawan bicara dan untuk menghindari keselisihan atau kesalahpahaman. Di dalam penelitian teori psikososial disebutkan bahwa manusia adalah bunglon sosial/ social chamelleon.
Kebohongan yang dilakukan oleh para pria tidak lebih dari pada wanita. Para pria cenderung berbohong agar dirinya terlihat lebih baik, sedangkan wanita umumnya berbohong agar orang lain merasa lebih baik.
Bagaimana cara mendeteksi kebohongan?
Anda, seringkali tidak tahu apakah lawa bicara anda berbohong ketika berbicara. Orang yang sedang berbohong dapat di deteksi dengan tanda-tanda berikut :
Menggaruk hidungSaat berbohong tisu-tisu erektil yang ada pada hidung akan dipenuhi darah hingga membesar (dikenal juga dengan nama ”kesan pinokio”). Jadi jika seseorang yang sedang mengobrol dengan kita menggaruk hidungnya yang sebenarnya tidak gatal, mungkin ada sesuatu yang disembunyikan.
Menutup mulutBeberapa orang akan menutup mulut mereka saat berbohong. Hal ini merupakan tindakan otomatis yang lahir dari faktor psikologi sejak kecil kita sering diajari berbohong itu tidak baik. Apabila berbohong maka tangannya mencoba menutupi mulut.
GugupJika seseorang yang sedang berbicara dengan lancar lalu tiba-tiba gugup, hal itu mungkin pertanda bahwa ia sedang mengalami tekanan emosi. Kalau tidak ada hal yang menjadi petunjuk bahwa ia punya masalah seperti sedih, pilu, marah dan lain-lain kemungkinan ia sedang berbohong.
Pergerakan mataOrang yang berbohong akan mencoba meyakinkan lawan bicaranya dengan memandang tepat ke kelopak matanya. Maka, jika kedipan mata seseorang saat meyakinkan kita berkurang dari biasanya ada kemungkinan orang tersebut sedang berbohong. Sebaliknya, apabila tiba-tiba orang tersebut berkedip terlalu sering, hal ini juga merupakan suatu pertanda bahwa adanya perasaan tekanan perasaan akibat kebohongan yang ia ucapkan. Namun kedipan yang normal menunjukkan bahwa ia tidak sedang berbohong.
Bertele-teleOrang yang sedang berbohong membutuhkan waktu jeda untuk menciptakan kebohongan. Terdiam terlalu lama, berdehem, terbatuk dapat dijadikan tanda bahwa ia sedang berbohong.
GelisahOrang yang sedang berbohong kerap kali menjadi gelisah dan mengubah-ubah postur tubuhnya. Apabila seseorang dalam kedaan tenang tiba-tiba menjadi gelisah dalam menghadapi suatu persoalan, ada kemungkinan ia sedang berbohong.
Demikian, tanda-tanda umum yang biasanya muncul pada orang yang sedang berbohong. Jadi, kalau kita ingin tahu apakah kita sedang di bohongi atau tidak, kita harus memperhatikan mimik dan gerak tubuh. Jika lain dari biasanya, ada kemungkinan ia sedang berbohong.